Minggu, 02 Oktober 2016

berbagi tawa

Kadang-kadang, sikapmu yang menyenangkan dan tak terduga, membuatku merasa..

Istimewa.

Salahkah jika ku kira bahwa kau telah menerima kehadiranku?
••

Akhir-akhir ini, kau tak mau pergi dari kepalaku. Entah kenapa, selalu saja ada hal yang membuatku mengingatmu.
Aku ingin mengenalmu, menghabiskan banyak waktu bersamamu.
Menikmati keheningan yang kau ciptakan, sampai aku tak tahan untuk mengganggu kesibukanmu.
Mendengarmu menceritakan hal-hal yang tak terduga.
Membagi bahagia dan tawa yang bisa ku hadirkan.

Tahukah kau kini aku menjadi semakin egois? Aku menyimpan semua tentangmu untukku seorang diri. Aku menginginkanmu untuk terus bercerita kepadaku, hanya karena aku menginginkannya. 


Ah, sejujurnya aku menyukainya.


Hari itu, kala kau dan aku berbagi tawa, terbersit dalam benakku agar waktu mau tinggal lebih lama. Agar aku, bisa mengamati kesenanganmu yang nyata. Agar aku, menikmati bahagia yang ada.

..Agar aku, semakin memahami duniamu yang tak terbaca.



Sejak tawa kita bersama di hari itu, aku menyadari bahwa aku semakin.. luluh.


Menyerah dengan kenyataan bahwa aku tak boleh benar-benar 'jatuh' kepadamu.