Minggu, 29 Januari 2017

Rutinitas

Berbagi cerita denganmu - meski itu hanya hal remeh sekalipun - menjadi rutinitas baru, yang juga baru ku sadari.

Ya, rutinitas.

Meski aku tau bahwa ini tidak akan berlangsung lama. Meskipun aku tau bahwa kebiasaan ini tak menjadi hal yang penting untukmu. Dan tentu saja, aku tau segala sesuatu yang terjadi sekarang tidak pernah kau maksudkan untuk membuatku menikmatinya.

Dan sejujurnya, pada awalnya pun aku tak menyangka bahwa berbagi cerita denganmu akan menjadi hal yang sangat ku nikmati, sangat ku nanti.
Yang sedang ku rasakan kini.

Rutinitas - kebiasaan - yang sedang terjadi sekarang, begitu menyenangkan. Aku tau bahwa ini akan menjadi cerita menyenangkan saat segala sesuatu telah berbeda. Aku tau bahwa ini akan menjadi kenangan manis saat segala sesuatu tak lagi sama.
Aku tau bahwa ini hanya sementara. Namun aku juga tau bahwa rutinitas ini membawa bahagia yang berbeda, yang sudah lama tak datang menyapaku.


Maka aku memutuskan untuk menerimanya.  

Mengabaikan kemungkinan terburuk yang biasanya selalu ku pikirkan. Mengabaikan akibat yang akan hadir kemudian. Hanya membiarkan keadaan menuntun jalan di depan. Membiarkan keadaan yang membantu memilih jalan ceritanya. Membiarkan keadaan yang mengalir, untuk dinikmati.


Meski aku tau - pada saat rutinitas ini tak lagi bisa disebut rutinitas - aku telah mempertaruhkan sesuatu yang sangat berharga untukku.

Kamis, 19 Januari 2017

Terserah

Terserah apa yang kau katakan. Terserah apa yang kau pikirkan. Apapun, aku tidak peduli lagi.
Apalagi yang harus ku lakukan saat aku sudah memutuskan untuk percaya dan kau hancurkan begitu saja? Apalagi penjelasan yang kau butuhkan saat aku benar-benar telah memperjuangkan segala sesuatunya untukmu? Apalagi pilihan yang bisa ku ambil jika kamu telah memilih untuk pergi?

Tidak, rasanya sudah tidak menyakitkan lagi. Aku sudah hafal dengan rasa itu saat berurusan denganmu. Bahkan saat ini, air mata pun enggan memunculkan diri. Karena yang tersisa kini hanya...

..kosong.

Aku lelah selalu menjelaskan banyak hal padamu  namun kamu tidak pernah mau menerima penjelasan itu.
Aku marah karena kamu selalu memutuskan banyak hal untukku meski jelas-jelas aku tidak menginginkannya.
Aku bosan membiarkanmu ada dan memunculkan harap padahal yang kamu butuhkan hanya pelampiasan.

Kamu tidak memberiku pilihan, maka aku memilih untuk mengikuti pilihanmu. Pergi membuat jarak denganmu sampai aku merasa, lega.

Karena dengan kekosongan yang aku rasakan sekarang, ku pikir aku sanggup bertahan menghadapi banyak hal, karena aku bisa memilih mengisi kekosongan itu dengan apa yang sungguh-sungguh ku inginkan.


Dan tentu saja, membawa bahagia yang ku nantikan.

Minggu, 15 Januari 2017

Perasaan yang menyebalkan

Aku tau dengan jelas, bahwa keputusanku untuk menghapus perasaan yang hadir untukmu itu benar. Aku dan kamu berbeda. Kamu begitu jauh. Membuatku hanya berani mengamatimu diam-diam. Membuatku hanya bisa tetap di tempat. Membuatku begitu ragu untuk mencoba berjalan di sisimu.

Meskipun aku sangat menginginkannya.

Aku sadar bahwa perasaan yang lebih ini, tidak akan selesai dengan baik jika aku berani menumbuhkannya. Aku cukup tau diri, mengetahui seperti apa, atau siapa yang cocok untukmu. Mengetahui apa, dan dimana tempatmu merasa nyaman.

Tapi kadang, di saat aku sedang pelan-pelan menghabisi perasaan ini untukmu, kamu hadir. Semakin memesona, semakin sulit untuk ku abaikan. Membuatku begitu ingin membiarkan perasaan ini tumbuh semakin banyak. Membuatku begitu ingin memberitahumu apa yang sesungguhnya aku rasakan.

Yang mati-matian langsung berusaha ku padamkan.

Sungguh, perasaan yang datang-pergi sesuka hati ini, bisa sangat menyebalkan.

Terutama di saat aku harus memilih lagi, antara membiarkan segala sesuatunya berjalan apa adanya - termasuk perasaan - atau mencoba menghilangkannya segera.

Rabu, 11 Januari 2017

Tentang kamu

Aku hanya bisa tersenyum mendengar ia membicarakan tingkahmu. Bukannya aku marah atau tidak senang. Namun aku tau bahwa aku mengenalmu jauh lebih banyak. Ia menceritakannya seolah-olah aku belum mengetahuinya. Padahal, mungkin , tanpa ia atau yang lain sadari, aku mengenalmu jauh lebih baik. Mengetahui kebiasaan, hingga kesukaan atau ketidaksukaanmu terhadap sesuatu.

Dan rasanya, menyenangkan melihat seseorang baru melihat sisimu yang itu sementara aku telah mengetahuinya jauh lebih dulu.

Aku sendiri tidak pernah yakin bahwa aku tau banyak tentangmu. Aku hanya memerhatikanmu. Tidak berusaha banyak bertanya untuk mengetahuinya. Hanya menonton dan melihat kamu dari tempatku.

Aku sendiri, tak pernah yakin bahwa aku tau banyak tentangmu.
Sampai ia mengatakan bahwa kamu seperti ini, kamu seperti itu.

Dan aku telah mengetahuinya. Lebih dulu.

Membuatku menyadari bahwa aku cukup banyak mengetahui tentangmu.

Dan aku menyukai perasaan yang muncul sesaat setelah aku menyadarinya.

Jumat, 06 Januari 2017

Rindu.

Hari ini, aku sedang merindukan kebersamaan kita.

Banyak waktu yang lewat begitu saja tanpa sapa diantara kita. Pun bertatap muka. Tanpa kita sadari, masing-masing telah disibukkan dengan dunia barunya. Dunia tanpa aku, dia, kita, atau mereka disana.

Dulu kita berada pada satu masa yang sama. Saling berbagi tawa, tanya, duka dan bahagia. Kau disana saat aku lelah dan aku selalu berusaha untuk membantumu saat kamu membutuhkannya. Selalu seperti itu, di saat kenyataan masih sama menyenangkannya dengan mimpi.

Aku merindukan obrolan menyenangkan yang pernah terjadi. Saat saling meledek menjadi simbol kedekatan yang nyata. Saat saling menasihati menjadi bentuk kepedulian yang sesungguhnya. Sebanyak apapun kita bercanda, tak pernah kita lupa untuk tetap selalu mengingatkan. Saling menjaga satu sama lain dari kejatuhan.

Hari ini aku merindukan kebersamaan kita. Semua obrolan, nasihat, tawa, kemarahan, dan kecewa yang pernah terjadi, saling tumpang tindih di pikiranku.
Tentu saja aku mengerti bahwa waktu terus berjalan, selalu meminta kita untuk terus bergerak. Dan tentu saja aku juga ingat, bahwa setiap manusia pasti selalu mengalami proses pendewasaan. Perubahan. Dan yah, aku juga tau bahwa sekarang, kita sedang mengejar mimpi masing-masing. Membangun semuanya dari ketekunan, kejujuran dan kerja keras.

Aku mengerti, karena aku pun juga sedang melakukannya. Sedang berusaha keras menyusun kepingan-kepingan mimpiku.

Tak ada yang bisa disalahkan dari perasaan enggan (untuk masih berkomunikasi) yang mulai muncul saat kita sudah menikmati dunia baru kita. Tak masalah, aku mengerti. Aku hanya sedang merindukan masa yang sudah terlewati itu. Masa-masa yang, menyenangkan.

Kawan, selalu ingat hari-hari yang pernah kita lewati bersama, ya? Sedikit tak masalah, selama kau terus mengingatnya..





P.s : berkumpul bersama sekali-sekali tidak akan mengganggu perjalanan kan?
Jangan ragu meluangkan sedikit waktumu, untuk mereka yang pernah ada di hidupmu😊