Senin, 03 Agustus 2015

butuh kopi

Gue adalah pecinta coklat panas yang anti banget sama kopi. Tidak ada ruang sedikitpun untuk sesuatu sepahit kopi.

Tapi lo suka kopi.

Buat lo, kopi adalah sesuatu yang lo butuhkan untuk membuat lo lebih waras. Sesuatu yang lo butuhkan untuk membuat lo menjadi lebih tenang, lebih sabar, dan bisa meredakan (sedikit) emosi lo yang meledak-ledak. Kopi menjadi semacam candu yang harus ada saat lo sedang dalam kondisi tidak baik.
.
.
.

Dan sekarang, lo pasti akan terkejut dengan apa yang sedang gue genggam.

Iya, secangkir kopi.

Karena buat gue, secangkir coklat panas ‘hanya’ memberi efek berupa pemanggil kantuk yang menyenangkan, sekaligus sebagai teman membaca dan belajar yang asik.

Tapi bukan itu yang gue butuhkan sekarang.

Gue butuh sesuatu yang bisa membuat gue menjadi lebih waras, lebih tenang, lebih sabar dan sekaligus menenangkan emosi dan pikiran gue. Dan karena nenurut lo secangkir kopi dapat melakukannya, then I’m trying.

Karena semua mendadak menjadi berbeda.

Karena semua tiba-tiba tak lagi seperti biasa

Karena, ga ada lagi lo disini.




… where are you?

Jumat, 01 Mei 2015

bosan?

Ada waktu dimana gue berusaha untuk menahan lo
Tapi di saat gue mencoba menahan lo, lo menolaknya
Sekarang,
Semua kepedulian gue lo anggap basa-basi
Semua pengertian gue lo anggap ga berguna
Semua kesabaran gue, lo anggap angin lalu.
Gue gatau gimana waktu udah ngubah semuanya
Entah apa yang terjadi dengan lo, gue gatau pasti
Lo tidak lagi menceritakannya kepada gue
Dan usaha gue mencari jawaban belum ada hasilnya.
Kebungkaman lo membuat gue tak berkutik.
Gue sering mengira-ngira dan menebak-nebak
Dan satu-satunya alasan yang bisa gue anggap benar adalah,


Mungkin bosan menjelma menjadi nyata dan gue terlambat menyadarinya.





i miss you.


Jumat, 20 Februari 2015

biarkan aku disana

Biarkan aku terus disana,
Yang selalu kau cari saat kau butuh
Yang selalu ingin kau temui saat kau sedang kacau
Yang selalu pertama kau hubungi untuk berbagi banyak hal

Biarkan aku tetap disana
Menjadi yang kau izinkan untuk melihat lukamu
Menjadi yang kau izinkan untuk mengintip kegundahanmu
Menjadi yang kau izinkan, untuk menjadi sebab bahagiamu.

Biarkan aku disana,
Setia menunggumu kembali

Karena yang kubutuhkan hanyalah, kesediaanmu mengakui kehadiranku.
Bukan kamu yang malah diam dan bertopang dagu,
Bukan kamu yang malah menutup mata
.
.

dan berhenti peduli.

Minggu, 25 Januari 2015

sekarang gue sedang butuh lo.

Selalu aja kayak gini.
Apa gabisa, lo yang nyari gue?
Apa gue, yang harus selalu nyariin lo?
Segitu ga dibutuhkannya-kah gue?
Jangan mentang-mentang gue selalu nyari, lo jadi sombong.
Jangan mentang-mentang gue selalu cerita, lo jadi gapeduli.
Lo tau sekarang gue lagi capek. Lagi butuh lo.
Gue gapernah ngarep banyak-banyak ke lo, selain lo bakal ada disini ketika gue butuh lo – seperti gue yang ada disana, nemenin lo saat lo muak, saat lo lelah dengan semuanya.

Tapi apa?

Terlalu tinggikah harapan gue?
Terlalu muluk-kah keinginan gue tentang itu?
Gue capek, .
……
……
Kemana lo saat ini?
Kenapa lo ga bertanya tentang keadaan gue sedikiit aja?
Apa lo lupa, kalo sekarang gue sedang butuh lo?


Apa dengan mengabaikan gue..
segalanya menjadi jauh lebih baik buat lo?
.
.

Minggu, 18 Januari 2015

ngerasa cantik?

Wajah kusut gara-gara macet, mood udah berantakan banget dan pr belom kelar. Pagi yang indah untuk menyambut hari sekolah hahaha. Saat lagi kacau gitu, adaaa aja yang nge-kampret-in.

“Bu, jelek amat dah masih pagi gini. Muka udah kayak apaan tau. Jadi cewek dandan sedikit dong.”

Jeng jeng. Orang yang paling hobi nyari masalah di kelas, yang ga disukain sama anak-anak kelas sedang mencari perhatian.
Yes, gue tau itu bercanda, gue tau itu cuma buat iseng ngeledekin. Tapi kalo dia yang ngomong jadi bikin naik darah. Apalagi di waktu yang nggak pas kayak gini, kan ngeselin. Makin ngehancurin mood. Apalagi buat gue yang memang tidak merasa cantik dan susah jaim. Gue pengen marah, tapi gue inget suatu kejadian yang..

Manis.
.
.
21 April.
Harusnya hari ini pake seragam sekolah biasa, cuma gara-gara hari ini hari kartini, akhirnya disuruh pake kebaya deh. Gue yang rusuh, gabisa diem dan susah disuruh jadi anak manis pas pake kebaya ngerasa risih banget. Gerak terbatas, gabisa lari-lari, pokoknya ribet deh. Ngerasa ga pede awalnya, tapi akhirnya dibawa enak aja.

Siang-siang, pas istirahat kedua dia muncul. Nyariin gue dan akhirnya ngobrol iseng, gajelas apa aja yang dibahas. Pas gue lagi cerita ada cover novel yang cantik, dia tiba-tiba ngeliatin gue yang pake kebaya dan dia bilang “Cantik.” Sambil senyum-senyum gajelas. Lah gue yang gapernah ngerasa cantik, yang susah juga buat ngubah diri buat jadi cantik mendadak diem. Kaget, malu-malu dan ga percaya.

Jujur aja dia bukan orang yang romantis. Ngomong manis-manis aja jarang, gimana bisa muji-muji. Saat itu, pas dia bilang cantik ke gue dan ngeliatin gue dengan tatapan itu, gue akhirnya ngerasa.. cantik. Dan gue berfikir, bahwa cukup 1 orang yang membuat gue merasa cantik, gue gapeduli pendapat orang.
.
.

Dan gue tau apa yang harus gue omongin ke dia.

“Heh kampret, gue jelek kata lo? Gue gapeduli ya lo mau nganggep gue jelek dan semua orang nganggep gue jelek. Gue juga ga ngerasa cantik kok. Dan yang terpenting, gue gabutuh dibilang cantik sama lo, karena cukup 1 orang yang ngaggep gue cantik. 1 orang dan gue merasa cukup.”


Gue duduk dan ngelanjutin ngerjain pr dengan tenang.

Minggu, 11 Januari 2015

aku atau mimpi

Kau dan aku pernah bahagia. Ingatkah kau dulu saat kau memutuskan untuk memilihku? Ingatkah dulu bagaimana caramu untuk menarik perhatianku? Ingatkah dulu waktu-waktu yang kita habiskan bersama? Bersiap dengan segala kemungkinan, kau dan aku memutuskan untuk bersama. Berjuang meraih mimpi masing-masing dengan tangan bertautan. Kau dan aku, berusaha mengejar impian.

Dulu kamu selalu menjadi kekuatanku. Menyemangati kala ku lelah. Hanya dengan melihat senyummu, aku merasa tenang. Kau selalu menemani kala ku merasa tak berdaya. Dengan adanya kamu di sampingku, segalanya terasa jauh lebih baik. Dan kamu tak pernah lelah, tak pernah bosan berusaha menghiburku dengan segala cara.

Tapi mendadak semua yang pernah kita lewati bersama berbalik menjadi menyakitkan. Kamu memutuskan untuk pergi. Padahal kamu tau betapa aku membenci kata itu. Padahal kamu tau betapa aku selalu menghindari adanya perpisahan. Tapi kamu tetap dengan pendirianmu. Pendirian yang tak mampu digoyahkan.

Rasanya salah saat kamu memutuskan untuk pergi. Ada yang terenggut dalam diriku. Hampa yang menyeruak dengan tiba-tiba. Kekhawatiran yang mengusik pikiranku. Kegelisahan yang mengurungku.  Tak ada lagi kekuatan untuk menopang diri sendiri.

Aku, jatuh.


Dan kamu tetap bediri tegak.

Memutuskan untuk mengejar mimpi tanpaku.

Mimpi kita berbeda arah. Ujarmu saat itu. Aku tak mau mengganggu mimipimu, seperti aku tak mau mimpiku berhenti begitu saja di tengah jalan, lanjutmu tegas. Aku tau, suatu waktu kamu pasti akan memilih antara aku atau mimpimu. Aku tak pernah ingin menjadi makhluk egois yang mengganggu mimpimu. Meski aku meyakini bahwa jika aku tetap bersamamu dan mimpimu akan tetap terwujud, kamu tak pernah meyakininya. Entah kamu yang terlalu meragu atau atau aku yang terlalu yakin.

Padahal ku kira aku memberi efek yang sama seperti kamu memberi efek padaku. Ku pikir aku menjadi sumber kekuatanmu. Ku pikir aku adalah kebahagiaanmu. Ku pikir aku dan kamu akan tersenyum sambil bergandengan tangan saat mimpi-mimpi itu kian dekat untuk diraih. Ku pikir aku adalah yang terpenting bagimu. Dan sekarang, aku tau bahwa aku salah. Bahwa yang ku pikirkan tidak selalu seperti kenyataan yang terjadi.

Dan aku bahkan belum menjadi prioritasmu.

Maka, 
aku melepaskanmu.

.
.
.
Meski itu artinya menghancurkanku.

Sabtu, 10 Januari 2015

sesederhana itu

Kalo dia nyari, itu berarti dia kehilangan.
- unknown -

Kadang gue suka mikir. Apa cuma gue yang suka nyari? Apa cuma gue yang bakal rusuh sendiri kalo lo tiba-tiba ilang? Apa kalo gue ilang, lo gaakan nyari? Gaakan ngerasa kehilangan?
Suka capek sendiri punya pikiran khawatir kayak gitu. 

Sering banget bertanya-tanya, seberapa penting sih gue buat lo? Seberapa kuat rasa lo buat ngelindungin gue? Seberapa pengen lo ngejagain gue dari hal-hal buruk? Seberapa banyak lo pengen gue ngerasain kebahagiaan yang lagi lo rasain? Seberapa sering lo mikir untuk gue selalu ada di momen penting lo? Seberapa  ingin lo ngechat sama gue hanya karena, butuh?

Apa yang sekarang harus gue lakuin?

Dari sikap yang selalu lo tunjukin ke gue, gue seperti nggak segitu pentingnya buat lo. Gue gapernah jadi prioritas dalam hidup lo. Lo nggak nganggep gue segitu berharganya dan lo nggak berharap gue ada dan nemenin hari-hari lo. Gue ngerti banget. Tapi yang selama ini gue lakuin cuma diem. Diem dan selalu berusaha buat di sisi lo ketika lo butuh. Diem dan gabakal kemana-mana demi lo. Diem dan selalu berusaha buat ngerti kalo lo mungkin lagi capek, lagi sibuk belajar dan sibuk menyalurkan hobi.  Diem dan terus disini, supaya lo gapernah ngerasain kesepian.

Ada yang pernah bilang ke gue, buat apa lo selalu ada buat dia? Dia bahkan ga peduli sama lo. dia bahkan uma nyari lo pas dia butuh. Dan sekarang gue tau jawabannya.

Karena gue sayang sama lo.

Karena kasih sayang membuat gue menjadi jauh lebih sabar dari apa yang gue kira.

Karena kasih sayang membuat gue menjadi jauh lebih pengertian dari yang gue bisa.

Karena kasih sayang, yang membuat gue selalu berusaha untuk ada dan disana ketika lo butuh.

Dan gue tau, yang harus gue lakuin hanya, selalu berusaha nunjukin kasih sayang yang gue punya.


Sesederhana itu.

Jumat, 02 Januari 2015

untitle

Aku selalu memperhatikanmu
Mungkin kamu tak menyadarinya karena aku mengendap-ngendap
Mungkin kamu tak menyadarinya karena aku melakukannya secara tersirat
Tapi sejujurnya, aku menyukaimu

Kamu selalu terlihat bahagia
Tapi entah kenapa, saat kamu terlelap kamu terlihat seperti memiliki masalah
Saat kamu tersenyum, seperti ada sesuatu yang tersimpan di balik senyum itu

Kamu seperti labirin yang memiliki banyak teka-teki
Menjebak tapi menantang
Menyebalkan sekaligus menyenangkan
Mencandu unutk segera dipecahkan

Kamu seperti medan magnet dan aku besinya
Kamu menarikku untuk mendekat
Sekeras apa pun aku menolak, aku tetap tak mampu mengelak

Aku suka senyummu
Aku suka caramu bercerita
Aku suka suara tawamu
Dan aku menyukai banyak hal tentangmu – yang dimana wajah cemberutmu termasuk di dalamnya

Kamu seperti morfin
Membuatku candu akan dirimu
Kamu mampu menenangkan kegelisahanku
Sekaligus mampu menghilangkan rasa kesalku
.
.
.

Tapi mendadak, kamu hilang
Dan kini, sulit sekali menjalani hari demi hari tanpa hadirmu dalam radarku..