Sabtu, 18 Juli 2020

Kenapa Mau ASUS VivoBook S14 S433?

Makin hari, manusia makin menikmati keberadaan teknologi. Apa bener?
BENAR!

Menuju skripsian, butuh laptop buat ngetik, ngumpulin data, sampe ujian online. Kalo disodorin ASUS VivoBook S14 S433, siapa yang bisa nolak coba?
Mau warna Indie Black, Gaia Green, Dreamy Silver, atau Resolute Red, pasti bakal diterima. Orang warnanya memuaskan mata banget kok. Yang ada malah pengen punya beda-beda warna biar disesuaiin sama mood-nya. Dan udah jelas, GAYA TAPI PRODUKTIF. Mau liat warnanya? Nih:

cakep banget ya…
Laptop ini punya ukuran14 inc, dan beratnya cuma 1,4 kg! Pake totebag juga masuk ini laptop. Pas buat dibawa-bawa, dan buat nonton series. Udah gitu nggak bikin sakit bahu karena nggak keberatan. Siap berangkat kemana pun sambil bawa laptop!
Visual udah oke, waktunya nengok performanya. Buat nampilin gambar, layarnya udah Full HD dan menonjolkan warna-warna yang ditampilkan. Nyambung sama grafisnya yang didukung NVIDIA GeForce MX250 dan Intel UHD Graphics. Suaranya juga mendukung. Dengan suara dari harman/kardon yang sudah bersertifikat, bisa lupa skripsian dan malah nonton film atau series deh. Atau karokean, hehehe.
Abis nonton series, mau belajar bikin efeknya? Bisa lah. Prosesornya Intel Core 10th Generation, wahai. Selamat tinggal nunggu laptop siap pakai kalo abis dinyalain:) Udah nggak emosi lagi tiap nyalain laptop.
Pas ke kampus buat bimbingan sama dosen, buru-buru harus nyalain laptop sih udah nggak panik lagi. Loginnya bisa pake fitur Hello Windows yang memanfaatkan sidik jari dan pemasangan foto login. Cepet deh nyalanya. Nggak jadi diomelin dosen karna laptop masih mati. Udah gitu bikin kemanan laptop jadi bagus juga. Nggak semua orang bisa nyalain, bro.
Kayak gini nih Hello Windows

Abis direvisi sama dosen pengen langsung nongkrong ke perpustakaan sambil nyari materi. Duh, batrenya abis. Lupa dicharge semalem abis dipake nonton. Charge dulu deh sambil baca-baca dan nyatet. Nanti baru diketik pas batrenya udah aman.
Baru 49 menit, cek laptop lagi ternyata udah 60%. Gini toh yang fast chargingnya bukan basa-basi. Terus pas banget langsung ditelpon temen buat ikut nongkrong di kafe. Berangkat deh. 60% mah udah bisa buat ngetik sambil nongkrong.
Sampai di kafe, waktunya nyalain laptop. Temen di sebelah langsung komentar, 
"Keyboardnya lucu amat. Cahaya remang-remang gini kok masih bisa keliatan?" 
Sambil cengengesan, ku jawab aja, "Yoi dong, keyboard backlit ukuran penuh gitu loh!"
“Warna merahnya nggak norak ya, pengen beli juga deh,”
“Boleh. Tapi kalo buat karaktermu mah, warna dreamy silver lebih cocok. Lebih kalem,”


“ASUS VivoBook S14 S433 kan? Kayaknya emang aku cocokan itu ya daripada merah ini,”
“Betul sekali kawan”
Sambil nongkrong sambil revisian, mau minta referensi dulu. Untung aja dia bawa flashdisk, jadi bisa cepet transfer file. USB Type C memang sangat mendukung. Memorinya juga nggak abis-abis, soalnya 512+32 GB. Dokumen skripsi sampe foto-foto dari jaman SMP juga nggak perlu diapus. Masih sisa banyak.
Kurangnya apa sih laptop ini?
Semua yang aku butuh dan mau kok ya disediain semua kayak gini


 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -  -  -  -  -  -  -  -  -  -  -  -  -  -   -   -   -   -   -   -    -    -    -    -    -    -     -     -     -     -     -     -
Indah banget bayanganku kalo beneran dapet laptop ini. Udah tau mau dipake buat apa dan kemana. Eiya tapi lagi pandemi Covid-19. Nunggu mereda deh baru dibawa nongkrong.
Kalo nggak reda-reda juga, dipake di rumah juga tetep bikin gaya. Kalo perlu banget dibawa keluar, maskernya tetep dipake ya.
Jaga jarak, dan jangan lupa cuci tangan selalu!

Minggu, 28 Juni 2020

Perubahan Sosial dalam Tindakan Sosial dan Interaksi Masyarakat Pasca Pandemi Covid-19

Kementerian Kesehatan Indonesia melalui situs kemkes.go.id menjelaskan bahwa Covid-19 merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh virus corona. Pada Covid-19 ini, belum jelas bagaimana awal penularannya. Namun diduga, virus ini menyebar dari hewan ke manusia karena pada awal kemunculannya di Wuhan, pasien yang terkena memang mempunyai kontak dengan pasar hewan.
Virus ini sedang menyerang seluruh dunia dan mengganggu stabilitas negara-negara. Dengan cara persebaran yang cepat, yaitu melalu droplet yang bisa muncul jika batuk atau bersin, jumlah masyarakat yang terjangkit pun meningkat dengan sangat cepat. Hingga 28 Juni 2020 sendiri, di Indonesia jumlah penderitanya mencapai 52.812 dengan jumlah yang meninggal mencapai 2.720 jiwa. Sementara di dunia, jumlah penderitanya mencapai hampir 10 juta jiwa yang tersebar di 213 negara.
Dengan jumlah persebaran yang menyeluruh, sementara vaksin untuk menanggulangi virus ini belum ditemukan, mulai bermunculan imbauan mengenai perubahan yang bisa dilakukan. Di dalam Sosiologi, pembahasan terkait bagaimana masyarakat dalam sistem sosial, terutama dalam menyoroti perubahan penting untuk dilakukan. Dalam skala sempit, perubahan yang dituju meliputi perubahan pola pikir dan perilaku individu. Sementara di skala besar, perubahannya sampai pada tahap struktur yang nantinya akan mempengaruhi perkembangan masyarakat di kemudian hari (Martono, N. 2012) .
Istilah new normal belakangan ramai terdengar, terlebih setelah melihat bagaimana upaya yang dilakukan untuk mencegah persebaran Covid-19 masih tidak bisa dilaksanakan oleh semua lapisan masyarakat. Isu ini juga semakin berkembang setelah pernyatan Presiden RI pada 7 Mei lalu, bahwa masyarakat perlu berdamai dengan Covid-19 untuk beberapa waktu ke depan sampai vaksin ditemukan.
Dilansir dari okezone.com, Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmita menjelaskan bahwa new normal merupakan kehidupan yang akan dijalankan seperti biasa ditambah dengan protokoler kesehatan. Protokol kesehatan untuk menghadapi Covid-19 diantaranya, mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir, menggunakan masker, menjaga jarak dan beraktivitas di rumah menjadi hal baru yang wajib dilakukan demi memutus rantai penyebaran virus Covid-19.
Sementara dilansir dari tirto.id, jenis new normal yang dilakukan oleh setiap individu dengan berbagai pekerjaan juga berbeda. Ada yang di depan laptop sesuai jam kerja, ada yang jam kerjanya semakin tidak karuan, hingga pola tidur yang berubah. Hal-hal ini turut mempengaruhi segala lini, tidak hanya orang yang bekerja melainkan juga pelajar hingga orang tua yang kembali belajar mengenai teknologi untuk membantu berinteraksi dalam aktivitas sehari-hari.
Adanya new normal di masyarakat ini menunjukkan pola perubahan skala kecil, karena masih belum menggoyang struktur yang ada. Namun, keberadaan protokol kesehatan dalam ruang publik yang menyediakan tempat cuci tangan atau hand sanitizer menjadi contoh awal dalam memulai perubahan besar. Lebih jauh, perubahan dari setiap individu dalam tindakan dan perilaku sehari-sehari, menjadi salah satu bentuk perubahan yang terjadi.
Mengenai tipe tindakan sosial, Weber beranggapan bahwa suatu kelompok masyarakat dikatakan rasional apabila di dalamnya terbangun institusi sosial yang rasional dan para masyarakatnya bertindak secara rasional pula (dalam Ghofur, A. (2018)). Dalam melakukan tindakan rasional, terdapat unsur berupa tindakan instrumental nilai yang meliputi pertimbangan dan pilihan yang sadar, berhubungan dengan tujuan tindakan, dan alat yang dipergunakan untuk mencapainya. Tindakan rasional intrumental menggambarkan pada tujuan-tujuan yang lain dan alat-alat atau cara yang dianggap paling efisien dan efektif untuk mencapai tujuan (dalam Ghofur, A. (2018)).
Dari yang sudah terjadi selama kurang lebih 2 bulan belakangan, masyarakat mulai melakukan tindakan berdasarkan rasionalitas. Karena virus sangat mudah berkembang dan menyebar, perilaku sehat seperti mencuci tangan dengan baik dan benar, serta selalu menggunakan masker saat pergi ke ruang publik menjadi bentuk dari rasionalitas masyarakat. Dengan alat-alat yang demikian, tujuannya jelas: mencegah individu dari terpapar Covid-19.
Selain itu, penerapan social distancing juga mengubah bagaimana masyarakat berinteraksi. Pemanfaatan teknologi menjadi cara utama kini saat pertemuan antar-individu tidak bisa dilakukan. Bila biasanya kegiatan ngumpul-ngumpul dan nongkrong kerap kali dilakukan untuk bercengkrama, kini hal tersebut menjadi hal yang membahayakan karena bisa membuat individu terpapar virus ini. Perilaku salaman, berpelukan, hingga cium pipi kiri-kanan juga sudah tidak bisa diterapkan karena bisa menjadi awal persebaran virus.
Bentuk komunikasi yang berubah juga bisa mempengaruhi bagaimana hubungan antar individu. Kenyamanan dari berkomunikasi dan berinteraksi secara langsung tidak serta merta bisa dipenuhi oleh keberadaan teknologi. Selain itu, komunikasi non-verbal yang melengkapi pemaknaan pesan juga tidak sepenuhnya diwakili dan muncul dalam komunikasi yang dilakukan melalui media-media yang ada.
Komunikasi nonverbal jauh lebih banyak dipakai daripada komuniasi verbal. Dalam berkomunikasi, hampir secara otomatis komunikasi nonverbal ikut terpakai. Karena itu, komunikasi nonverbal bersifat tetap dan selalu ada, seperti sentuhan dan gerakan tubuh yang membawa pesan kinestetik dan gestural . (Kusumawati, 2016).
Hanya dengan teknologi, masyarakat kini berhubungan satu sama lain. Perubahan cara berinteraksi inilah yang pada akhirnya bisa menghubungkan antar individu. Cara berkomunikasi yang berubah, serta ketergantungan akan teknologi yang semakin tinggi menjadi dampak dari pandemi Covid-19 ini.
Bagi anak-anak, mereka sudah tidak bisa lagi bermain di luar dan bertemu secara langsung dengan teman-temannya. Padahal, anak-anak sedang dalam usia tumbuh kembang untuk belajar berinteraksi dengan teman-temannya.
Bagi orang dewasa, pekerjaan menjadi terganggu, apalagi yang berkaitan langsung dengan penerapan protokol kesehatan, seperti di sektor pariwisata, event, serta hal-hal yang berkaitan dengan hiburan. Belum lagi menghitung berapa banyak yang terkena pemutusan hubungan kerja selama pandemi ini.
Bagi orang yang sudah tua dan biasanya tidak terlalu “akrab” dengan teknologi, mempelajarinya pun menjadi hal yang harus dilakukan untuk menyelesaikan tanggung jawab. Bagaimana fitur digunakan, apa saja yang perlu diperhatikan, serta bagaimana agar pesan atau informasi yang disampaikan bisa dipahami, menjadi tantangan juga.
Meskipun dampak yang dirasakan begitu berbeda, bagi orang-orang yang punya pilihan beradaptasi, akan cenderung melakukan hal-hal tersebut. Individu tersebut akan menerapkan protokol kesehatan mendasar seperti cuci tangan dan bermasker, serta tidak kemana-mana melainkan hanya di rumah. Hal ini merupakan pilihan rasional mereka yang tujuannya jelas.
Meskipun begitu, masih ada juga individu yang belum melakukan perubahan tersebut karena terbentur keadaan dan keterbatasan. Sejatinya perubahan secara individu memanglah suatu keistimewaan, karena tidak semua bisa menikmatinya. Perubahan secara makro yang mengubah struktur masih belum dapat terealisasikan, karena negara belum menetapkan aturan dan kesedian total untuk mewujudkannya. Dalam kondisi seperti ini, yang penting untuk diperhatikan adalah tetap berupaya menjaga kebersihan demi keselamatan individu itu sendiri.

Referensi:
1. Ghofur, A. (2018). Tindakan Sosial dalam Novel Yasmin Karya Diyana Millah Islami (Teori Tindakan Sosial Max Weber), Bapala, 5(2), h.1-11.
2.  Kusumawati, I. N. (2016). Komunikasi Verbal dan Nonverbal, Al-Irsyad: Jurnal Pendidikan dan Konseling, 6(2), h. 83-98.
3. Martono, N. (2012). Sosiologi Perubahan Sosial: Perspektif Klasik, Modern Posmodern dan Poskolonial. Jakarta, RajaGrafindo Persada
4. Putri, R. D. (May 11, 2020). Menjalani ‘The New Normal’, Cara Berdamai dengan Virus Corona?. Tirto.id. Diakses dari https://tirto.id/menjalani-the-new-normal-cara-berdamai-dengan-virus-corona-fp33
5. Satrio, A. D. (May 13, 2020). Muncul Istilah ‘New Normal’ di Tengah Pandemi Covid-19, Apa Itu?. Okezone.com. Diakses dari https://nasional.okezone.com/read/2020/05/13/337/2213181/muncul-istilah-new-normal-di-tengah-pandemi-covid-19-apa-itu?page=2

start new.

Hai, 
Apa kabar?
Buruk? Iya, dunia emang lagi penuh sama kabar buruk. Tapi tetep inget kalo kabar buruk pasti dateng sepaket sama kabar baik, itu aja. Cukup inget kalo semua ada masanya, sama kayak kabar baik dan kabar buruk, cuma gantian aja hadirnya.

Dunia berubah banyak ya.
Sama kayak manusia.
Sama juga kayak aku.

Hari ini aku dateng kesini lagi. Bawa kabar, baik atau buruknya bukan bagianku yang nilai, tapi ini tetep sebuah kabar.
Cuma mau ngabarin kalo mulai saat ini, tempat ini akan jadi sedikit berbeda. Aku bertumbuh, semoga menjadi lebih besar hati dan rasional. Pikiranku bermacam-macam, berbeda-beda. 

Semoga masih membawa manfaat dan cerita.

Salam kenal,

-ridha-