Minggu, 27 Agustus 2023

Surat Cinta Tentang Vindes Sport Kelima: mempersemBAHKAN VOLI #BahkanVoli.

Tentang Vindes Sport Kelima: mempersemBAHKAN VOLI

Menonton langsung melalui Youtube, menyesal tidak bisa hadir secara langsung untuk merasakan atmosfernya.

Respect, hormat sedalam-dalamnya untuk pencetus dan penyelenggara BAHKAN VOLI.
Menyatukan dan melibatkan seluruh anggota Prediksi dan membenturkannya dengan para Aktor dalam sebuah pertandingan olahraga, VOLI, yang sedikit banyak tidak sepopuler sepak bola dan bulu tangkis: hasilnya sangat amat mempesona.

Mungkin isi tulisan ini akan jadi terlalu manis karena akan selalu ada selipan kekaguman atas berlangsungnya BAHKAN VOLI, tapi, apresiasi mendalam harus disuarakan. Sama seperti bagaimana Vindes Sport menyentuh olahraga yang seharusnya bisa menjadi perhatian seluruh pihak terkait (baca: asosiasi dan atau pemerintah) dan dinikmati berbagai lapisan masyarakat. Sama seperti bagaimana Vindes Sport menangkap dan menyuarakan pentingnya mengurus sebuah cabang olahraga melalui pertandingan yang disiapkan dengan serius.

Setelah tenis meja, bulu tangkis, serta tenis yang terdampak peminat dan pemainnya karena Vindes Sport sebelumnya, voli akhirnya mendapat kesempatan yang sama.

Sejujurnya, saya bukan penikmat voli. Pertandingan voli yang bisa ditonton hanya pertarungan antar-RT, saat momen 17 Agustus, dan dalam skala kecil. Pemahaman atas pertandingan tidak didapat semudah mengakses apa-apa saja yang sepak bola dan bulu tangkis sajikan dalam tayangan live di tingkat nasional dan internasional. 
Tapi, dari satu pertandingan BAHKAN VOLI hari ini, minat untuk menyelami voli muncul begitu saja. Mengapa posisi pemain demikian, siapa saja yang bisa jadi Ribero, pelanggaran dalam rally yang berlangsung. Hal-hal itu menjadi pertanyaan yang kemudian muncul sepanjang jalannya pertandingan.
Kredit kepada Mbak Yola yang selama pertandingan fokus membahas poin demi poin dan memberi informasi yang bisa penonton pahami. Bahkan, intermezzo "kuburan kucing" membuat voli jadi terasa begitu dekat karena penonton diajak menyelami bagaimana seorang pemain memandang sebuah pertandingan.

Mengemas sebuah olahraga dengan melibatkan tokoh yang dikenal luas publik akan memantik percakapan. BAHKAN VOLI membuktikannya dengan banyaknya cuitan di Twitter - yang sekarang berganti nama menjadi X - yang membuatnya bertengger di posisi satu trending Indonesia dengan #BahkanVoli. Bahkan, Timnas Indonesia yang sedang berlaga di Final Piala AFF U-23 masih kalah "populer" dan hanya menempati posisi dua melalui #TimnasDay saat pertandingan BAHKAN VOLI dimulai.

Jalannya pertandingan pun tidak menunjukkan "keamatiran" yang sebenarnya bisa dimaklumi. Pemain dari kedua tim benar-benar menunjukkan usaha dan perkembangan sepanjang pertandingan berlangsung. Meskipun di set pertama atau set pembuka perolehan poin masih banyak didapat dari servis eror serta posisi antar-pemain yang membuat rotasi tidak berjalan maksimal, semakin ke belakang, pertandingan berjalan intens dengan rally menarik disertai gimmick yang membuat atmosfer pertandingan berjalan sangat menyenangkan.

Apa-apa saja yang terjadi sepanjang lima set berjalan menunjukkan persiapan matang dari seluruh pemain. Kesalahan memang tetap muncul dan dilakukan, namun secara keseluruhan, menikmati permainan ini benar-benar bisa sampai ke dalam hati. Ikut teriak dan bersorak, mengeluh dan mengaduh, mengutuk dan menggerutu, hal yang benar-benar dirasakan ketika menonton pertandingan yang dijalani atlet-atlet Indonesia (sebagai informasi, saya penikmat bulu tangkis yang ekspresif ketika menyaksikan pertandingan). Situasi semakin menarik dengan adanya informasi bahwa kedua pelatih bagi kedua tim merupakan pelatih profesional yang bahkan pernah menangani Timnas - jelas menunjukkan betapa seriusnya persiapan untuk turun berlaga.

Pemilihan aktor sebagai pemain, mulai dari Baskara dan Bryan Domani, hingga Dwi Sasono dan Tanta Ginting - sedikit dari 13 total aktor yang terlibat - harus mendapat pujian sebanyak-banyaknya. "Kurasi" pemain ini menyentuh berbagai basis-fans yang bisa membuat olahraga voli semakin dipahami dan disadari untuk dinikmati.

Selain ramainya situasi di lapangan, situasi di pinggir lapangan jelas tidak kalah menarik. Keluarga para pemain hadir dan memberikan dukungan penuh. Tidak banyak disorot kamera memang, namun media sosial lain menjadi jendela untuk melihat gambaran sisi lapangan yang tidak ditampilkan.

Keramaian ini harusnya menjadi sesuatu yang wajar dalam setiap pertandingan voli (atau olahraga apapun). Apa yang ditunjukkan BAHKAN VOLI kali ini, tidak terlepas dari bagaimana pengemasan pertandingan diterapkan.
Pemain yang gigih dan tidak menyerah, gemuruh penonton yang tidak lelah dari segala arah, pergerakan kamera yang tidak hanya dari satu sisi melainkan mengcover seluruh area, perpindahan gambar kedua tim serta tampilan replay dari poin penting, komentator yang informatif dan menghibur, venue yang tertata dan rapi, penampilan hiburan di awal dan penghujung acara, improvisasi seluruh tokoh terlibat, iklan dalam durasi dan momen yang tepat. Paket lengkap, mempertimbangkan seluruh aspek agar bisa menyuguhkan sebuah acara yang memang untuk penonton - untuk kita semua. 

Sekali lagi, respect dan hormat sebanyak-banyaknya, sepenuh-penuhnya kepada pencetus dan penyelenggara, bagaimana konsep dan ide diterjemahkan ke dalam sebuah acara yang disajikan dengan utuh, siap, dan total.

Highlight dalam pertandingan, kesan yang tidak bisa langsung terlupakan:
1. Penampilan gemilang kedua tim di set ketiga dan keempat. Siapa yang menyangka akan menyaksikan momen plot twist ketika The Prediksi unggul 24-22 dan tinggal mengamankan satu poin untuk memastikan kemenangan di set keempat, tapi The Actors justru bangkit dan memaksakan set kelima dijalankan? 

2. Dwi Sasono, Dwi Sasono, Dwi Sasono. Tampil sangat gemilang, fisik prima, skill mumpuni. Menghasilkan sebagian besar poin bagi tim The Actors, tidak banyak melakukan kesalahan sendiri. Jadi aktor luar biasa, tampil di lapangan tidak bisa seadanya. Hormat!

3. Surya Insomnia, Omesh, Gading Martin, Tanta Ginting, Bryan Domani a.k.a Bule Depok - servis yang kerap kali menghasilkan poin bagi timnya masing-masing. Stabil, konsisten, tenang. Menarik melihat sisi lain yang tidak terlihat di kamera selama ini.

4. Gimmick selama pertandingan: Video kedatangan pemain dari kedua tim. The Actors dengan jas rapi dan bus eksekutif, The Prediksi dengan mobil boks dan seragam olahraga, tak lupa buah tangan dan helm di kepala.
Honorable mention: Avatar Wendy, Saturo Goju Andre, "Preman" Iko Uwais, seragam penonton keluarga The Prediksi.

5. Pelukan, kecupan, tawa, air mata. Ekspresi setelah pertandingan berakhir, interaksi para pemain dengan orang-orang yang berarti bagi mereka. Tulus, menyentuh, tersampaikan.

Terima kasih Vindes Sport telah menyajikan pertunjukan olahraga yang sangat matang dirancang dan berhasil diwujudkan. Sebagai penikmat olahraga yang ingin (ke)pengurusan olahraga di Indonesia berjalan sebaik-baiknya, apa yang disajikan hari ini benar-benar menunjukkan bahwa hal itu tidak mustahil diwujudkan (selama penyelenggara/pengurus peduli dan serius untuk menjalankannya).

Salut!!