Jumat, 10 Desember 2021

Kenapa "Yuni" Menjadi Film Paling Penting untuk Ditonton?


Setelah selesai liat trailer Yuni bulan lalu, film ini langsung masuk daftar film yang harus ditonton di bioskop. Hari ini, 10 Desember, Yuni berhasil nunjukin hal-hal yang selalu ada di sekitar kita, tapi seringkali kita abai menyadarinya.
Yuni sebagai seorang anak perempuan, SMA akhir, hidup dengan kesehariannya. Punya minat, kesukaan, dan cita-cita - yang meskipun belum jelas apa bentuknya, Yuni jelas sudah mengetahui apa yang tidak dia inginkan.
Yuni menawan, pintar, dan berani. Yuni terbuka, punya keingintahuan yang tinggi, mau terus belajar. Hubungannya dengan teman, keluarga, manis. Dunia yang ia miliki.
Bagaimana Yuni menjalani hari tidak jauh berbeda dengan apa yang dijalani kita, adik perempuan kita, saudara perempuan kita. Kita belajar, bersenang-senang. Yang berbeda adalah, Yuni tumbuh di lingkungan yang memaksanya untuk terus mempertanyakan dirinya. Perannya sebagai seorang perempuan. Lingkungan yang terjadi di sekitar kita.
Yuni tumbuh dengan melihat perlakuan masyarakat terhadap perempuan, tidak pernah membebaskan perempuan untuk memilih. Yuni hidup bersama dengan anggapan yang menyuburkan pandangan bahwa perempuan akan selalu memiliki pilihan yang terbatas.
Sepanjang film, penggambaran bagaimana Yuni menjalani hari-harinya bener-bener berasa nyata. Sosok yang ada di sekitar Yuni punya perannya masing-masing - mulai dari Nenek, Bu Kokom, Pak Damar, Bu Lies, sampai Yoga dan Suci - yang akhirnya juga membentuk Yuni. Nggak ada sosok yang sia-sia, dihidupkan dengan sangat amat baik oleh para pemerannya.
Yuni menunjukkan apa yang selama ini sering terlewatkan, bahwa perempuan juga merupakan individu yang merdeka. Nggak ada salah-benar, nggak ada buruk-baik. Yang ada hanyalah potongan peristiwa yang dikemas secara sinematis, bercerita. Ada Yuni-Yuni lain di luar sana. Ada Suci yang lain di luar sana. Dan apa yang dilakukan oleh Pak Damar, Iman, serta Mang Dodi, masih selalu terjadi, setidaknya, disini.
Saat lagu Mimpi dinyanyikan oleh Yuni, perasaan marah, geram, sedih, dan anehnya, lega, jadi penutup paling menyentuh.
Yuni masih bercerita di bioskop. Selagi sempat (harus disempatkan), tonton. Selamat menikmati.