Kamis, 19 Januari 2017

Terserah

Terserah apa yang kau katakan. Terserah apa yang kau pikirkan. Apapun, aku tidak peduli lagi.
Apalagi yang harus ku lakukan saat aku sudah memutuskan untuk percaya dan kau hancurkan begitu saja? Apalagi penjelasan yang kau butuhkan saat aku benar-benar telah memperjuangkan segala sesuatunya untukmu? Apalagi pilihan yang bisa ku ambil jika kamu telah memilih untuk pergi?

Tidak, rasanya sudah tidak menyakitkan lagi. Aku sudah hafal dengan rasa itu saat berurusan denganmu. Bahkan saat ini, air mata pun enggan memunculkan diri. Karena yang tersisa kini hanya...

..kosong.

Aku lelah selalu menjelaskan banyak hal padamu  namun kamu tidak pernah mau menerima penjelasan itu.
Aku marah karena kamu selalu memutuskan banyak hal untukku meski jelas-jelas aku tidak menginginkannya.
Aku bosan membiarkanmu ada dan memunculkan harap padahal yang kamu butuhkan hanya pelampiasan.

Kamu tidak memberiku pilihan, maka aku memilih untuk mengikuti pilihanmu. Pergi membuat jarak denganmu sampai aku merasa, lega.

Karena dengan kekosongan yang aku rasakan sekarang, ku pikir aku sanggup bertahan menghadapi banyak hal, karena aku bisa memilih mengisi kekosongan itu dengan apa yang sungguh-sungguh ku inginkan.


Dan tentu saja, membawa bahagia yang ku nantikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar