Senin, 27 Oktober 2014

Ia Rindu Rasanya Jatuh Cinta

Ini adalah kisah tentang seorang perempuan yang rindu rasanya jatuh cinta.
Saat teman-temannya sudah ‘dipilih’ untuk jatuh cinta, ia masih berkutat dengan kesendirian. Debar yang mengganggu belum dirasakannya lagi. Rasa malu-malu yang timbul belum bisa ia resapi lagi. Kebahagiaan yang muncul saat melihat orang yang disayanginya bahagia juga belum diingatnya lagi.
Seringkali timbul pikiran-pikiran absurd dalam kepalanya. Kebosanan akan kesendirian pun mulai menyerangnya. Kebutuhan akan dorongan semangat dari orang spesial pun juga mulai menghantuinya. Ia sadar, saat posisinya sedang dalam keadaan tertekan tak ada siapa pun yang mampu ia andalkan.
Sejak kisahnya berakhir  5 bulan lalu, ia memutuskan untuk berusaha menghandle semuanya sendirian. Ia berusaha untuk menjadi kuat. Ia belajar untuk menerima bahwa sendiri adalah masa sekarang. Tak ada lagi yang usil mengganggunya saat belajar, tak ada lagi yang memperhatikan hal-hal remeh  tentang dirinya. Sebelum ada dia aku mampu. Sekarang pun aku harus tetap mampu. Bisiknya dalam hati.
Ia pernah berpikir, patah hati adalah perasaan paling menjengkelkan. Tapi ternyata, ada perasaan lain yang sama menyebalkannya dengan patah hati. Saat hati sedang merasa kosong dan saat rindu menyerang dan tak ada yang mampu dilakukan.

Ia rindu bagaimana rasanya (hanya) mengingat seseorang dan memberi kekuatan serta semangat.
Ia rindu bagaimana rasanya berkorban hanya demi seulas senyum yang mampu menenangkannya.
Ia rindu bagaimana rasanya berdebar menunggu hari bertemu.
Ia rindu bagaimana rasanya memiliki seseorang yang mau menemani.

Ia rindu rasanya jatuh cinta..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar